Seperti biasa awan kali ini cerah
Sinar itu diam-diam menampakkan serunya
"Hai kamu lihat ini"
Butir-butir hujan menari
Menanti sang pujaan, awan-awan hitam
Lihatlah, mereka berkumpul ria
Sinar itu menanti bingung
Perlahan memudar, gelap
Sayang, sang mentari hilang
Tik... tik... tik...
Begitulah bunyinya
Perlahan mulai mengebu-gebu
Lihat, siapa yang berseru senang?
Si pencabut nyawa
Ah, sudah datang
Tak ada basa-basi
Hilang sudah! Hilang!
Siapa yang menantinya?
Pelangi
Tak mungkin!
Butir-butir air kembali mengguyur
Lihat, siapa yang berseru sedih?
Tak ada
Sayang, mentari mulai muncul
Pelangi sudah menjemput
Cobalah lihat langit September!
Mana hujan?
Selamat datang di neraka
Saya bacanya kok rada ngerti ya bro? Kenapa harus ada neraka? @_@
ReplyDeleteMenafsirkan sebuah puisi memang agak sulit, apapun tafsiran pembaca juga tak ada yang salah. Kenapa ada neraka? Silakan ditafsir sendiri~ ^^
DeleteMakasih bro, baru mulai blogging juga ini. ^^
ReplyDeleteluar biasa, harapan palsu dari sang gelap..
ReplyDelete