Thursday, February 26, 2015

[Review] Haru No Sora


Judul: Haru No Sora
Penulis: Laili Muttamimah
Penerbit: Ice Cube Publisher
Tebal: vii + 298 hlm
Genre: Young Adult
Cetakan: Pertama, Februari 2015
ISBN: 978-979-91-0817-3
Rate: 4,75/5 Bintang

*** 

Haru No Sora bercerita mengenai tentang seorang siswi bernama Miyazaki Sora yang mempunyai lika-liku perjalanan yang menurutnya berat. Selama musim dinginnya, Sora selalu ingin kenangan selama tiga tahun yang sudah terlewati membeku supaya tak merasakan sakit, sedih, menderita lagi. Sora selalu menanti-nanti kehangatan yang sudah lama tak dirasakannya, seperti musim semi, musim favoritnya. Terakhir ia merasakan kehangatan itu tiga tahun yang lalu, sebelum ibunya meninggal, sebelum ayahnya yang menapaki dunia judi dan alkoholnya, sebelum Sora melakukan pekerjaan tercela. 

Membaca sedikit ringkasan novel ini, kalian mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Sora. Gue pribadi setelah membaca blurb novel ini langsung memutuskan untuk memprioritaskan beli novel ini dibanding novel pemenang YARN lainnya. Yup, novel ini salah satu pemenang lomba menulis YARN yang diadakan oleh Ice Cube Publisher. Laili Muttamimah, penulis novel ini juga sebelumnya memenangkan kompetisi menulis Seri Bluestroberi yang diadakan oleh penerbit yang sama. 


Setelah gue membaca novel ini, gak heran pihak penerbit menjadikan novel ini juara kedua dalam kompetisi tersebut. Gue malah bertanya mengapa bukan novel ini yang juara pertamanya, tetapi karena gue belum baca novel pemenang yang lain jadi pemikiran tadi tak ada dasarnya. Setidaknya novel ini terbit dan dapat membuka mata pembaca yang lainnya. 

Mengapa? 

Simpel. Gue sudah lama menanti cerita yang seperti novel ini. Sejenak gue beristirahat membacanya gue teringat sebuah film Jepang yang menurut gue sedikit mirip atau bahkan tak sama (?). Ya, karakter Sora ini mengingatkan gue dengan Rio Ozawa dalam film My Rainy Days (Tenshi No Koi). Hampir-hampir miriplah, cuma tertarik dengan uang, melakukan pekerjaan tercela juga, punya sisi gelap, dan masih siswi SMA. Selanjutnya cerita sangat berbeda, malahan gue rasa Haru No Sora ini lebih unggul dari film tersebut atau mungkin sama bagusnya. Entahlah gue merasa dua-duanya sama bagusnya.


(Source)
Kalau membandingkan dengan film tersebut, Haru No Sora ini lebih sederhana tapi rumit dan complicated, apalagi masih ada sangkut pautnya dengan masalah keluarga. Kenapa gue mengatakan demikian? Karena menurut gue memang lebih sederhana yang gue pikirkan tapi dengan penyajian yang berlapis-lapis. Jadi setiap penyelesaian konflik itu, terbuka satu penyelesaian lagi, dan lagi, saling berhubungan satu dengan yang lain, which means that's complicated, right? Walau pada dasarnya sederhana, bahkan gue sedikit dapat menebak arah jalan cerita, begitu juga dengan pembaca lainnya mungkin. Dengan penyajian seperti itu gue rasa hal tersebut menjadi sebuah keunikan dalam novel ini yang membuat gue selalu membalikkan halaman dengan sedikit bersemangat. 

Gue bahkan sempat terharu di bagian bab-bab terakhir, entahlah apa memang seharu itu atau memang gue yang terlalu cengeng. Apa ada pembaca lainnya yang terharu juga? Tetapi penulisnya sendiri berkata di salah satu sesi tanya jawab di twitter bersama penerbit dan pembaca kalau di bab-bab itulah yang menguras emosi. Terharu termasuk emosi, kan? :D Jadi novel ini tuh bisa dibilang campur aduk deh, kalian bisa merasakan manis, pahit, sedih, emosi, kelegaan, dan yang lain-lain. 

Dibandingkan dengan novel pertamanya Inseparable, Laili menunjukkan banyak kemajuan, gue bahkan tidak percaya Haru No Sora akan jadi sebagus ini. Dari membaca novel pertamanya, gue memang percaya akan bakat menulis Laili ini dan terbukti sudah di Haru No Sora. Rasanya Laili sudah menemukan formula menulisnya dan kini gue bisa melihat dan tak sabar akan karya-karya beliau selanjutnya. 

Di awal tadi gue sempat bilang novel ini seharusnya bisa membuka mata pembacanya. Mengapa? Karena menurut gue, orang-orang seperti Sora ini sering sekali dijauhi oleh masyarakat, orang-orang yang punya keterbatasan juga, banyak hal dari tampilan fisik hingga mungkin status keluarga atau pendidikan dan juga pekerjaan. Seringkali hal-hal itu menjadi alasan-alasan utama untuk menjauhi seseorang dan semacamnya bahkan mem-bully-nya. Di sini gue mengerti mengapa Laili menciptakan karakter Sora, gue juga sempat bertanya dalam sesi tanya jawab di twitter itu. 

Apa makna atau arti tokoh Sora untuk @Laails sendiri? 
Itulah, dari situ kalian bisa menebak dan mungkin akan penasaran dengan cerita yang menarik ini. Gue sendiri terhanyut saat membacakan, merasakan semua sensasi yang ada di dalam cerita. Ingat, gue bahkan terharu, secengeng itu memang (gue). Gue berharap kalian juga merasakan hal yang sama saat membacanya nanti. Jadi silakan datang ke toko buku terdekat, cari, dan beli. Gue sangat merekomendasikan novel ini pada kalian semua. 

Berlebihankah kalau kasih 5  dari 5 bintang? Aaah 4,75 deh (tanggung banget), masih nemu satu, dua typo. 

Ditunggu novel-novel selanjutnya ya, Laili :). 



See you on next review~ 

5 comments:

  1. wah novel baru ya?
    biasanya adik saya nih demen banget novel....thx nih reviewnya :D

    salam kenal,,,mampir yaa ke Blog Ca Ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya novel baru, salah satu juara pemenang kompetisi YARN.
      Dibeli itu buat adiknya. ^^

      Delete
  2. jadi novel tersebut di tulis sama penulis Indonesia ya ? kirain itu seperti novel terjemahan dari penulis jepang. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ini novel lokal kok, judulnya aja yang Jepang. ^^

      Delete
  3. Thanks ya buat review nya.
    Kemarin aku sempet lirik novel ini di gramedia, baca sinopsisnya sih menarik, tapi masih belum mutusin buat beli.
    Tapi kayaknya sekarang beneran bakal beli :D

    ReplyDelete