Tuesday, August 30, 2016

Kisah Tentang Hujan

Bila bicara tentang hujan, aku menyebutnya memori.
Bila bicara tentang angin, aku menyebutnya kenangan.
Bila bicara tentang dingin, aku menyebutnya ciuman.
Bila bicara tentang petir, aku menyebutnya pelukan.
Bila bicara tentang basah, aku menyebutnya kehangatan.
Tapi bila bicara tentang aku, apakah kamu akan menyebutnya cinta?


*Diambil dari gallerywords.wordpress.com ^^

Sunday, August 28, 2016

Orange*

pixabay.com

Saat diriku masih berumur 9-12 tahun aku tidak memikirkan bahwa sepuluh tahun yang akan datang akan seperti sekarang. Mungkin kalian akan menyebutnya menyedihkan, buruk, aneh, gak masuk akal. Hal itu sudah biasa aku dapatkan dari kalian kala sebelum berada di titik sekarang. Aku cuma meneruskannya, mungkin. 

Bagiku ini semua adalah sebuah proses. Tentu yang terlihat berbeda dari apa yang kalian sebut proses. Sekali lagi, mungkin. Di sini aku akan menyebutkan banyak kemungkinan, pahamilah. 

Kembali ke masa anak berumur 9-12 tahun tersebut, aku selalu memimpikan banyak hal. Kala itu aku pernah memimpikan akan menjadi seorang guru. Ada satu guruku yang mengatakan bahwa ilmu yang kita dapatkan haruslah kalian beri kembali pada orang lain. Maka dari itu aku pernah memimpikan hal tersebut. 

Aku juga pernah memimpikan akan berada di titik akan memakai dasi rapi, kemeja putih yang bersih, dan juga jas hitam yang gagah. Kala itu aku melihat sosok Ayah yang keren di mataku, aku memimpikan memakai apa yang sedang dipakai Ayah tersebut. 

Selama sepuluh tahun kemudian aku berubah pikiran dalam perjalanannya. Tentu dengan mimpi-mimpi yang lain. Hingga di titik sekarang aku sadar bahwa sudah lama sekali perjalananku ini. Dan menghancurkan mimpi anak berumur 9-12 tahun tersebut. Walau tidak bisa dibilang benar-benar menghancurkannya. Maksudku di titik sekarang tidak ada lagi pikiran-pikiran spontan seperti saat berumur 9-12 tahun. Semua harus aku cerna baik-baik dan kuproses dengan apa yang kusebut ideologi. 

Ideologi yang mungkin terlihat menyedihkan, buruk, aneh, dan gak masuk akal itu. 

Di titik sekarang aku melihat kalian yang penuh bangga, bahagia, dan dapat dipertunjukan kepada dunia, katanya. Bahwa diri kalian sedang menapaki satu proses yang tidak dapat kulakukan atau lebih tepatnya tidak diselesaikan. Dan mungkin seharusnya aku berada di titik tersebut dengan kalian. 

Tidak ada yang disesali, ucapku dengan penuh bangga. 

Aku sadar bahwa hidup ini memang beragam caranya, beragam jalannya, dan aku memilih jalan yang sedang kutapaki ini. Aku hanya menciptakan tantanganku sendiri, membuat situasi yang harus kuhadapi. Dan ini caraku untuk berjalan, caraku untuk terus bergerak, caraku untuk terus melawan tantangan itu. 

Pada anak yang berumur 9-12 tahun itu, aku hanya ingin minta maaf bahwa jalanmu akan sedikit berbeda. 

Pada laki-laki 5-10 tahun yang akan datang, aku hanya ingin bilang, semangat dan jangan menyerah!




*Ide tulisan ini karena terinspirasi pada film dan anime Orange~