Saturday, April 29, 2017

Sebuah Pelajaran Dari Alam Mimpi

Berawal dari sebuah mimpi yang cukup membuat gue dapat tersenyum saat terbangun dan tersadar bahwa gue merasakan sebuah kesedihan di antaranya. Seperti kalian terbangun dan langsung berkata "damn" dan kalian sadar bahwa ada perih terasa.

Mimpi buat gue pribadi adalah hal yang perlu disyukuri, kalian bisa bertemu siapa pun di alam mimpi tanpa sepengetahuan kalian. Seperti yang sedang ingin gue ceritakan sekarang, gue bertemu dengan seorang gadis yang cukup gue kenal. Sebaya dan kita pernah punya sebuah diskusi, pembicaraan, hingga hal remeh temeh semasa anak-anak. Gue merasa dia pun tak akan ingat semua hal itu, termasuk gue, samar tetapi gue selalu dapat merasakan nostalgic itu. Mungkin kalian bisa menyebutkan ini adalah cinta pertama, tapi buat gue ini sebuah ketidakmampuan gue akan mengungkapkan perasaan, mungkin hingga sekarang. Tetapi itu terjadi di dalam mimpi yang penuh dengan hal random lainnya, akan tetapi gue merasakan kesedihan di antaranya.

Cerita dalam mimpi tersebut yang bisa gue tangkap adalah gadis yang gue kenal ini punya masalah akan pandangannya yang berbeda dengan orang lain. Menjadikannya lebih menyendiri dan seakan punya trauma yang dialaminya. Entah mengapa gue dapat bertemu dengan gadis ini dan bertanya kepada teman gue yang kebetulan temannya juga. Mengapa si gadis ini bisa berubah dan seakan takut akan dunia yang ia pijak? Gue pun mengamati dan mencari-cari gadis ini, berusaha untuk bisa di sampingnya dan menguatkan jiwa dan mentalnya tersebut. Tak selang berapa lama dia menghilang begitu saja dan gue tetap mencarinya, dia menghilang karena dia tidak mau merepotkan gue. Begitu ketemu gue merasa sedih, perih, sakit secara bersama ketika melihatnya yang terlihat hancur jiwanya begitu pula mentalnya. Gue beritahu padanya bahwa selama ini gue cinta pada gadis ini dan gue berusaha keras menyakininya bahwa gue selalu open kepadanya, kepada pandangannya yang dimusuhi semua orang tersebut. Di saat itu gue merasa lega dan sedih itu masih terasa di sana.

Di saat bersamaan pula gue pun terbangun, tersadar akan mimpi tersebut. Gue pun tersenyum karena gue dapat bertemu dengan gadis ini walau hanya dalam mimpi. Merasakan nostalgia dadakan tersebut, yang mungkin bercampur dengan cinta yang gue pendam. Di situ pula gue ingat problem dalam mimpi tersebut, sedih dan perih itu menghampiri.

Saat itu pula gue berharap dan berjanji akan selalu menjadi orang yang open, terbuka kepada siapapun itu. Tanpa sekalipun merasa untuk memusuhi seseorang yang mempunyai pandangan yang berbeda dengan pandangan atau ideologi sendiri. Open minded, gue selalu berusaha untuk dapat terbuka kepada pandangan apapun itu. Walau bisa dibilang belum begitu berjalan lancar tetapi tetap gue pegang teguh dan selalu gue ingat untuk berpikiran terbuka akan apapun pandangannya. Karena gue sadar mungkin saja ada orang yang gue cintai memiliki pandangan yang berbeda dan terluka akannya, meninggalkan trauma seperti dalam mimpi tersebut.

Pandangan yang dimaksud di sini bukan bersifat ekstrim dan melukai orang lain. Selama tidak akan melukai orang lain secara fisik dan mental, gue akan selalu berusaha terbuka kepada siapa pun. Dan entah ini termasuk terbuka atau tidak karena ada limit (batas) yang gue kasih di sana. 

Mimpi ini selagi mengingatkan gue juga menjadikan alat nostalgia yang ampuh. Gue sampai kepikiran terus bahwa gadis ini sedang mengalami hal yang sama mungkin entah di mana pun dia berada. Gue berharap gadis ini selalu baik-baik saja dan siapa pun yang ada di sampingnya bisa saling terbuka satu sama lainnya. Terima kasih sudah mampir di alam mimpi gue, lagi.