Saturday, December 31, 2016

2017


  • Nulis ulang BaseLove
  • Nusa 20
  • Daily Painting (target setahun) 
  • Oil & Acrylic Painting
  • Tanpa Judul lolos
  • Jual hasil lukisan? 
  • Beli kamera
  • Selesai dua naskah
  • Produktif nulis blog
  • lebih banyak baca buku
  • youtube lancar jalan?

Semoga akan konsisten dijalankan dan direalisasikan? Hmmm~ 

Tuesday, December 20, 2016

Malam

instagram.com/exewriyan

Bersama hujan diluar aku menari
Setiap bulir menusuk kulit perih
Buram aku melihat diri
Selama waktu terus bergulir lirih

Hitam bukan berarti luka
Putih hanya umpama kata
Kita memandang bintang di langit
Tak menyangka tak terucap lewat kata

Hujan kembali datang
Kembali aku menghitung bulir air
Hilang perih terbawa angin
Hanya lirih selalu menjumpai

Kita mulai melukis bulan
Sembari air mata bercucuran
Berbisiklah pada langit
Akan kita tunjukan kesedihan yang sejati

Sebuah cerita tentang hitam dan putih
Berkeping-keping dan lirih

Tuesday, September 6, 2016

Senja Yang Tak Lagi Sama


Senja selalu memperlihatkan sisi magisnya setiap kali aku menatapnya. Biru langit yang perlahan berubah warna itu mempertunjukan padaku bahwa kehidupan ini selalu akan berubah seiring waktu. Begitu dengan kita yang sedang menikmati senja berdua, perlahan kita mulai berubah.
 
Entah sejak senja yang keberapa tetapi aku merasakannya. 

Lain hati sudah kamu berdiri di sampingku. Seraya melihat burung-burung camar terbang entah pulang ke sangkarnya atau bahkan pergi mencari sangkar barunya. Apa perlu kita kembali ke situasi awal di mana hati ini senantiasa pulang ke rumahnya atau terbang mencari rumah yang baru? Dua pilihan yang selalu kutemui selama ini dan harus ada yang dikorbankan, entah itu kebahagiaanmu atau cintaku. 

"Aku merasa jalanku sudah tidak sejalan denganmu," ucapmu yang selalu kutakutkan itu terucap juga olehmu.

Matamu menatapku penuh rasa bersalah, aku tidak bisa menghindarinya karena mungkin tatapanmu ini yang terakhir untukku. 

"Aku minta maaf."

Tidak ada yang bisa kusalahkan padamu, mengapa kamu harus meminta maaf padaku? Aku yang mungkin harus meminta maaf padamu. Selama ini mungkin aku yang selalu tidak bisa menjaga perasaan kita, hingga kamu berjalan di jalan yang lain. 

"Untuk apa?"

Langkahmu sudah di jalan yang lain, jadi untuk apa kamu meminta maaf. Semua sudah terjadi, tidak ada yang bisa kita ubah dan perbaiki. Satu-satunya yang tersisa hanya kamu yang berjalan menjauh dariku, aku bisa apa? Bila aku mengejarmu mungkin kamu akan berlari menjauh ketakutan. 

"Atas semua yang sudah terjadi. Semua yang sudah berubah. Semua yang tidak lagi berada di jalanmu atau jalanku."

Namun hati ini masih tidak dapat menerimanya. Sehingga perlahan ada retak-retak kecil yang akan menimbulkan perasaan sakit yang pernah kualami. Semacam hukum sebab akibat, bila aku ingin tidak merasakan apa yang pernah kualami tersebut harus ada yang dikorbankan seperti yang sudah kujelaskan. 

Gak, seharusnya aku tidak berbuat seperti ini.

"Tahan, sedikit lagi saja. Aku mungkin bisa memperbaikinya."

Apa memang bisa kuperbaiki dari semua ini? Aku meragukan hal tersebut, tetapi aku masih ingin berusaha untuk bisa berjalan sejalan denganmu. Bersisian satu sama lainnya, mempertahankan apa yang sudah kita lewati bersama. Berusaha melewati semua rintangan, betul ini cuma satu di antara rintangan-rintangan yang menghalangi kita, bukan?

Hingga kamu menyadariku.

"Untuk apa? Semua sudah terjadi, aku gak mau lebih menyakitimu lebih dari ini." 

Namun memang sudah tidak ada lagi yang bisa kuharapkan. Semua sudah selesai, begitu juga aku yang melepaskanmu untuk kebahagiaanmu dan mengorbankan cintaku. Di sini aku yang mungkin tersakiti, karena sampai terakhir aku tahu bahwa cintaku lebih dari yang kubayangkan dibandingkan cintamu. Jadi di sinilah jalan kita bercabang, mengucapkan salam perpisahan. Selamat tinggal.

Saturday, September 3, 2016

[Cerpen] Pada Sebuah Pertemuan


Sudah lama sekali aku menantinya.

Hari di mana aku dapat melihat wajahmu kembali setelah sekian tahun lamanya. Ajakanmu lewat surat elektronik itu pun aku langsung iyakan. Saat aku membacanya rasanya dada ini bergemuruh hebat. Seketika pula seluruh badanku terasa kaku di tempat, karena kamu sendiri yang mengajak bertemu.

Kamu perlu tahu bahwa sehari sebelum aku membaca ajakanmu tersebut aku sempat memimpikanmu dalam tidurku. Bahkan aku terheran sendiri saat aku terbangun dan meyadari bahwa aku tidak berada di sudut taman kesukaanmu. Ini yang pertama kalinya setelah sekian tahun lamanya pula.

Pada akhirnya aku punya satu jadwal di luar setelah dua minggu ini aku tidak ada meeting atau hangout ke luar. Memang sudah waktunya pula aku mengisi ulang pikiran yang sedang buntu. Ajakanmu datang tepat waktu, pikirku.

Di sinilah aku sekarang, di tempat yang kamu sarankan. Sebuah kafe mungil di pinggir kota besar ini. Datang sebelum waktu yang kita sepakati bersama. Simpel, karena aku suka menunggu, terlebih yang sekarang kutunggu adalah kamu. Cuaca di luar pun cukup cerah di musim penghujan begini, petanda yang baik akan pertemuan kita, bukan?

"Hai," ucapmu selagi aku sibuk dengan kalender smartphone.

Senyumku melebar saat melihat wajahmu yang tidak begitu berubah sejak terakhir kali aku melihatnya. Mungkin gaya rambutmu yang diurai begitu saja yang terlihat sedikit berbeda. Kamu duduk di hadapanku sembari menaruh tas jinjit. Aku menyuruhmu untuk memesan minum pada pelayan kafe.

"Rasanya sudah lama sekali ya, lima, enam tahun?" ucapmu begitu selesai memesan dan serius menatapku.

Lima atau enam tahun buatku hanya berupa angka kecil, jauh dibandingkan bagaimana kita berdua menjalani hidup masing-masing. Kamu pun sadar akan hal tersebut makanya dibuat berlebihan seakan memang setara dengan apa yang kita lewati. Waktu memang berputar cepat tetapi value yang kita lewati sungguh luar biasa.

"Iya, saat reuni terakhir yang aku datangi."

"Aku terakhir dua tahun yang lalu dan benar kamu gak ada."

Aku tahu akan fakta itu, dua tahun yang lalu salah satu dari teman sekelas memberitahukanku. Saat itu dia memang sedang berkunjung seminggu setelah reuni. Mengantarkan sebuah undangan yang tidak bisa aku kunjungi. Aku mendengarnya bahwa kamu mencariku saat reuni tersebut,

"Maaf kalau ganggu hari kerjamu," ucapmu begitu merasa basa-basi ini tidak berujung.

"Haha, gak lah. Jam kerjaku kan fleksibel."

Pembicaraan kita berlanjut ke hal-hal yang cukup random seperti biasanya. Tidak ada dari kita yang tidak bosan membicarakan hal-hal yang sudah sering kita bicarakan sebelumnya. Bahkan hal-hal yang sudah kita lakukan beberapa tahun terakhir ini.

Bernostalgia dengan keadaan.

Bernostalgia dengan waktu.

Terakhir bertemu denganmu juga seperti ini, sudah melewati lima tahun dan kita masih sama. Tidak ada yang berubah pada kita. Aku mulai bertanya-tanya akan sebuah kemungkinan kita. Begitu pula dengan sebuah ceritamu yang tidak pernah diakhiri tersebut. Cerita tentang seorang yang kamu kagumi itu.

Tidak terasa pula waktu yang cepat bergulir, sore mulai meredup, orang semakin berlalu-lalang di luar. Kafe mulai didatangi banyak orang dan kita masih senantiasa pada cerita-cerita tentang perjalanan ke tempat impianmu, Italia. Dengan cangkir-cangkir kopi yang mulai diambil kembali oleh pelayan.

Tidak ada dari kita yang ingin mengakhiri pertemuan ini.

Hingga kita dipaksa oleh waktu yang masih cepat bergulir. Di sinilah titik yang kita hindari, sebuah perpisahan. Dingin malam pun menghantarkan sisa-sisa hari ini, menyelimuti sisi kota yang mulai lelah.

"Apa perlu aku antarkan kamu hingga studiomu?" tanyamu seakan ingin memperpanjang hari ini.

Hingga di saat terakhir pun senyummu masih merekah, walau kita sama-sama tahu bahwa setelah ini kita akan melewati hari-hari panjang lainnya.

"Tidak perlu, pegawaiku sudah ada yang menjemput ke sini."

"Begitu?"

Ini pertama kalinya ada hening di antara kita hari ini. Kata-kata seakan membeku diam tidak terucap, begitu dengan tatapan kita. Aku baru sadar bahwa matamu cukup bersinar pada gelapnya malam.

Jernih, benderang.

"Kalau begitu aku duluan."

Belum juga berpaling balik menuju tempat parkir mobil, kamu berhenti bergerak dan menatapku kembali.

"Hari ini terima kasih, I hope we can meet again," ucapmu pelan terdengar jelas.

Jangan berterima kasih padaku karena aku tahu apa yang telah kamu lalui selama ini. Seharusnya pula aku yang harus berterima kasih padamu karena setelah selama ini kamu masih datang padaku. Terima kasih karena aku masih dapat bertemu, berbicara, dan melihat senyum dan matamu tersebut.

"Kamu tahu cara menghubungiku bila ingin bertemu saat ada sesuatu yang mengganggu hari-harimu."

Itu dia, senyummu masih merekah walau aku tahu kamu berusaha tegar dan tidak ingin mempertunjukannya. Aku tahu karena matamu berbicara lebih dari senyummu itu. Aku hanya berharap pertemuan ini dapat berguna untuk masing-masing dari hari-hari kita, khususnya kamu.

Tidak lama kemudian kamu mengangguk pelan, kulihat ke belakang sudah ada pegawaiku yang datang menjemput.

"Kalau begitu aku duluan," ucapmu dan berbalik jalan menuju mobilmu terparkir.

Berdiri juga kita di titik perpisahan pada hari ini. Berakhir juga pertemuan ini, hal yang tidak ingin kita akhiri tersebut. Di mulai juga hari yang baru untuk kita, karena memang sudah berganti, tepat jam dua belas malam.

Waktu memang masih cepat bergulir.

"Sudah lama nunggu, Mas?" tanya pegawaiku sopan.

Aku hanya menggelengkan kepala dan masih menatap kamu hingga masuk ke dalam mobil.

"Hmm, Mas, perempuan barusan itu yang ada di studio, bukan? Lukisan yang besar itu."

"Hahaha, matamu jeli juga. Anak-anak bagaimana? Masih di studio?" tanyaku langsung karena takjub  pegawaiku ini menyadari hal tersebut.

"Pas pergi ke sini sih lagi pada istirahat main playstation. Kayaknya sih pada sepakat untuk lembur."

"Kalau begitu kita mampir ke fast food 24 jam, aku traktir semuanya."

Hari kita dimulai dengan menuju jalan yang berlawanan. Aku berharap jalanmu tidak menghambatmu berjalan. Berharap juga jalanmu menemui sebuah persimpangan untuk berhenti sejenak dan mengamati sekelilingmu. Bahwa di ujung jalan yang lain aku dengan senantiasa menunggumu selalu.

Dengan atau tanpa apa yang kita sebut cinta.

Tuesday, August 30, 2016

Kisah Tentang Hujan

Bila bicara tentang hujan, aku menyebutnya memori.
Bila bicara tentang angin, aku menyebutnya kenangan.
Bila bicara tentang dingin, aku menyebutnya ciuman.
Bila bicara tentang petir, aku menyebutnya pelukan.
Bila bicara tentang basah, aku menyebutnya kehangatan.
Tapi bila bicara tentang aku, apakah kamu akan menyebutnya cinta?


*Diambil dari gallerywords.wordpress.com ^^

Sunday, August 28, 2016

Orange*

pixabay.com

Saat diriku masih berumur 9-12 tahun aku tidak memikirkan bahwa sepuluh tahun yang akan datang akan seperti sekarang. Mungkin kalian akan menyebutnya menyedihkan, buruk, aneh, gak masuk akal. Hal itu sudah biasa aku dapatkan dari kalian kala sebelum berada di titik sekarang. Aku cuma meneruskannya, mungkin. 

Bagiku ini semua adalah sebuah proses. Tentu yang terlihat berbeda dari apa yang kalian sebut proses. Sekali lagi, mungkin. Di sini aku akan menyebutkan banyak kemungkinan, pahamilah. 

Kembali ke masa anak berumur 9-12 tahun tersebut, aku selalu memimpikan banyak hal. Kala itu aku pernah memimpikan akan menjadi seorang guru. Ada satu guruku yang mengatakan bahwa ilmu yang kita dapatkan haruslah kalian beri kembali pada orang lain. Maka dari itu aku pernah memimpikan hal tersebut. 

Aku juga pernah memimpikan akan berada di titik akan memakai dasi rapi, kemeja putih yang bersih, dan juga jas hitam yang gagah. Kala itu aku melihat sosok Ayah yang keren di mataku, aku memimpikan memakai apa yang sedang dipakai Ayah tersebut. 

Selama sepuluh tahun kemudian aku berubah pikiran dalam perjalanannya. Tentu dengan mimpi-mimpi yang lain. Hingga di titik sekarang aku sadar bahwa sudah lama sekali perjalananku ini. Dan menghancurkan mimpi anak berumur 9-12 tahun tersebut. Walau tidak bisa dibilang benar-benar menghancurkannya. Maksudku di titik sekarang tidak ada lagi pikiran-pikiran spontan seperti saat berumur 9-12 tahun. Semua harus aku cerna baik-baik dan kuproses dengan apa yang kusebut ideologi. 

Ideologi yang mungkin terlihat menyedihkan, buruk, aneh, dan gak masuk akal itu. 

Di titik sekarang aku melihat kalian yang penuh bangga, bahagia, dan dapat dipertunjukan kepada dunia, katanya. Bahwa diri kalian sedang menapaki satu proses yang tidak dapat kulakukan atau lebih tepatnya tidak diselesaikan. Dan mungkin seharusnya aku berada di titik tersebut dengan kalian. 

Tidak ada yang disesali, ucapku dengan penuh bangga. 

Aku sadar bahwa hidup ini memang beragam caranya, beragam jalannya, dan aku memilih jalan yang sedang kutapaki ini. Aku hanya menciptakan tantanganku sendiri, membuat situasi yang harus kuhadapi. Dan ini caraku untuk berjalan, caraku untuk terus bergerak, caraku untuk terus melawan tantangan itu. 

Pada anak yang berumur 9-12 tahun itu, aku hanya ingin minta maaf bahwa jalanmu akan sedikit berbeda. 

Pada laki-laki 5-10 tahun yang akan datang, aku hanya ingin bilang, semangat dan jangan menyerah!




*Ide tulisan ini karena terinspirasi pada film dan anime Orange~ 

Saturday, July 2, 2016

Siklus Julius

Setiap hari berkurang
Perlahan kata-kata dituliskan
Bersemayam di sana penuh mimpi

Setiap bulan berhitung
Menyadari sesuatu yang abstrak
Kala semua redup penuh cahaya

Setiap tahun menanti
Hingga kupu-kupu terbang tinggi
Di sini aku merindukanmu lagi


Thursday, June 30, 2016

Rindu dengan Titik

Mana kala bunga bermekaran
Biarlah angin menerpa
Mana kala rindu ini bermekaran
Biarlah hujan yang menyapunya

sebagai titik nyata selesainya kita

Wednesday, June 29, 2016

Yang Kasat Mata

Aku Cinta Kamu
Wo Ai Ni
Je T'aime
Ik Hou Van Jou
Ich Liebe Dich 
Ti Amo
Saranghae
Te Amo
Volim Te

Tuesday, June 28, 2016

Titik Bisu

....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

.....................................................................................

................................................................................................................................................................................................................................

............................

.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................................................................................................................


...........................

................

............................................................................


Sial!!!

Monday, June 27, 2016

Cengkeram Geram

Kala senja terbenam
Yakin hati ini temaram

Semua hanya kuasa alam

.... hingga lama membungkam
Terpuruk dalam dendam

Sunday, June 26, 2016

Hati Berbisik

Bila mana hujan rintik
Jangan pernah berbalik

Karena aku tahu hatimu tercabik

Saturday, June 25, 2016

Peduli Setan

Ini adalah sebuah percakapan aneh antara dua manusia yang tidak saling mencintai. 

"Kamu tahu tentang kotak Pandora?" 

"Tahu, kotak yang berisi banyak malapetaka itu." 

"Bayangkan kalau saja Pandora tidak membuka kotak tersebut! Apa dunia akan lebih damai dan tentram?" 

"Mengapa kamu memikirkan hal yang sungguh merepotkan seperti itu sih?" 

"Atau bayangkan kotak itu tidak akan pernah ada nyata. Mengapa repot-repot kotak itu menjadi wujud yang nyata bila suatu hari ada yang akan membukanya?" 

"Kamu kenapa sih, sakit?" 

"Atau bayangkan saja kotak itu malah berisi kebahagian dan kedamaian! Bukannya semuanya akan menjadi lebih baik lagi?" 

"Hmm, poin yang bagus, tapi serius kamu lagi gak ngobat kan?" 

"Bayangkan, mungkin dunia ini tidak akan sama seperti sekarang!" 

"Peduli apa kamu sama dunia yang sudah sekarat ini?" 

"Peduli setan sama dunia! Aku lebih memilih membuat kotak yang baru."

"Mau kemana kamu?!" 

"Menemui dewa yang lain." 

Friday, June 24, 2016

Benarkah Generasi 4G?

Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan gerakan memajukan dunia mobilitas kita dengan koneksi internet 4G. Tetapi apakah gerakan ini sudah bergerak menjadi sebuah efisiensi yang tinggi dalam kehidupan kita sehari-hari layaknya pekerjaan? Mari kita bahas sedikit.

Sudah banyak dari masyarakat kita yang menggunakan smartphone andalan dari berbagai merek. Ada dari tipe S, tipe A, tipe L, banyak sekali. Pasarnya pun cukup menjanjikan hingga banyak berbagai merek dari negeri china bahkan india. Mobilitas dalam beberapa tahun ini ada pada produk smartphone mereka, lebih compact bahkan dapat dikantungi, tidak seperti laptop yang cukup berat.

Tingkat mobilitas yang tinggi ini mulai bergeser menjadi ajang gaya hidup modern. Pada smartphone banyak aplikasi yang mendukung gaya hidup mereka, dari adanya toko online hingga aplikasi sosial. Demand pada sebuah koneksi internet pun menjadi tinggi dan menguntungkan pihak provider. Mereka menawarkan banyak sekali promo yang murah meriah, hingga muncul yang pertama kali setelah menikmati segmen 3G. Koneksi internet 4G-LTE yang menjamin kecepatan yang lebih cepat dari pendahulunya.

Indonesia cukup terbilang telat mengaplikasikan kecepatan 4G ini, di mana sudah banyak negara yang menggunakannya lebih dari lima tahun. Bahkan baru-baru ini kita sudah disuguhkan perkembangan tentang penerusnya, 5G. Cukup tertinggal banyak langkah di belakang.

Saat 4G masuk ke Indonesia yang diharapkan adalah perkembangan internet dan mobilitas menjadi lebih baik dan efisien untuk para profesional. Sayangnya perkembangan di sini sangat cukup lambat, sudah berapa tahun masuk dan baru berapa yang benar-benar menikmatinya? Bahkan kecepatannya pun memakan banyak dana. Terlebih lagi belum banyak smartphone juga yang support koneksi 4G, hanya kelas smartphone mahal yang sudah support. Begitupun area yang tercover koneksi 4G masih terbatas.

Bila melihat perkembangan di dunia, kita memang sangat lambat. Seharusnya kita bisa mengejarnya saat koneksi 4G ada di garis start dulu. Seharusnya pemerintah berperan aktif lebih giat juga tidak hanya mengandalkan para provider yang ada saja. Koneksi 5G sedang diuji coba dan kita masih tersendat dalam perkembangan 4G kita? Ini sungguh perkembangan yang luar biasa amat sangat buruk.

Beberapa hari yang lalu pun saya sempat mendengar polemik smartphone yang dipersulit masuk dan harus menurunkan koneksi produk mereka ke 3G atau 3.5G. Sebegitukah kita yang menyebut "Generasi 4G"? Saya pribadi melihat tidak ada generasi 4G, yang ada transisi yang mengecewakan. Tidak banyak aksi, provider hanya dapat mencari untung tanpa gesit berkembang. Hingga polemik ego provider (termasuk yang bumn) saat Google menawarkan uji coba bantuan teknologi Loon mereka.

Generasi 4G? Yang mana? Coba berpikir kembali dan silakan beropini sendiri.

Saturday, January 30, 2016

Orangtua Harus Cerdas Mengawasi

gambar diambil dari www.ummi-online.com
Tahukah kalian, banyak dari orangtua yang tidak selalu mengawasi anaknya dalam hal berteknologi. Entah itu yang menonton televisi hingga menggunakan smartphone. Kebanyakan orangtua hanya memberikan begitu saja tanpa tahu risiko yang ada bila menggunakan sebuah teknologi. Termasuk smartphone, pernah kalian melihat anak-anak yang sudah memainkan tablet atau smartphone untuk sekadar bermain atau menonton sesuatu? Tanpa pengawasan sang orangtua yang sibuk akan kerjaannya, kita tak tahu anak-anak tersebut membuka aplikasi apa dan memakainya untuk apa.

Acer melihat hal tersebut dan lahirlah solusi sebuah smartphone yang mempunyai aplikasi yang aman digunakan untuk anak-anak. Acer Liquid Z320 yang dilengkapi oleh aplikasi Kids Center. Smartphone ini cukup murah terlebih lagi menjadi sebuah alternatif baru untuk hiburan sang anak. Jadi orangtua bisa mengajarkan anak-anak mereka untuk berteknologi dalam hal ini menggunakan smartphone.

Kids Center ini aplikasi yang dibuat untuk keperluan orangtua bila sang anak ingin meminjam gadget miliknya. Aplikasi ini aman dipakai oleh anak-anak karena isinya cukup friendly untuk anak-anak. Bahkan anak-anak tak bisa keluar dari akses tersebut. Isinya beragam, dari permainan, musik, hingga video yang ditujukan untuk anak-anak. Sehingga orangtua yang cukup sibuk akan perkerjaannya tak begitu sibuk mengawasi sang anak dalam menggunakan smartphone anda. Akan tetapi orangtua juga perlu bermain dan mengawasi sang anak bersama.

Aplikasi ini tidak serta merta menjadikan orangtua malas untuk mengawasi sang anak berteknologi. Orangtua juga perlu mendidik anak dalam berteknologi juga. Dengan aplikasi ini orangtua mau tak mau harus ikut membina sang anak dalam memakai smartphone dengan lebih mudah. Menjadi sarana yang lebih variatif untuk mengajarkan anak berteknologi.


Acer Liquid Z320 - Kids Center
Temukan keunggulan aplikasi Kids Center pada Acer Liquid Z320 di video berikut ini. #AcerTechnology
Posted by Acer Indonesia on Wednesday, January 13, 2016

Tak hanya itu fitur yang ada di smartphone Acer Liquid Z320 ini pun mendukung kinerja orangtua. Sebagai contoh dual sim yang memungkinkan orangtua mempunyai dua nomor dengan menunjang 3G untuk berinternet. Operasi sistemnya pun sudah Lollipop 5.1 yang pasti sangat lancar menjalankan macam aplikasi dengan RAM 1 GB. Untuk memory internalnya 8GB dan ada tambahan card slot microSD sudah dapat menunjang penyimpanan foto dan juga dokumen-dokumen.

Untuk kamera untuk para ibu-ibu yang sekarang suka dengan selfie, kamera ini dilengkapi dengan 5MP untuk kamera belakang dan 2MP untuk kamera depannya. Sudah sangat cukup untuk berselfie ria saat mengerjakan pekerjaan rumah atau mengawasi anak. Dengan battery 2000 mAh sudah cukup untuk dipakai berjam-jam.

Dengan begitu orangtua juga dapat memanfaatkan smartphone Acer Liquid Z320 ini untuk pekerjaannya. Di samping itu juga dapat memberi anaknya hiburan alternatif serta mengawasinya dalam berteknologi. Acer Liquid Z320 ini cocok untuk semua keluarga.
Acer Liquid Z320 @ Acerid.com
Smartphone ini dapat dibeli di toko-toko smartphone acer atau di toko-toko online seperti Lazada, Tokopedia, dan masih banyak lainnya. Harga dibanderol dengan sangat murah, sekitar kurang dari Rp 1.100.000. Bila kalian membeli di toko online biasanya ada diskonnya yang membuat harganya lebih murah tak sampai satu juta-an. Silakan giat mencari harga yang murah di toko online favoritmu.

Jadi ayo kapan lagi bertemu dengan smartphone yang cukup canggih untuk dipakai dan dapat mengawasi sang anak dalam berteknologi dengan aman. Acer Liquid Z320 sudah menjawab semua kekhawatiran orangtua untuk mengajarkan sang anak dalam berteknologi, dalam hal ini menggunakan smartphone. Ayo kunjungi toko acer dan toko smartphone terdekat atau dapat membelinya di toko-toko online favorite kalian. Mari menjadi orangtua yang cerdas dalam mengawasi dan mengajarkan anak dalam berteknologi.