Hari ini pulang tengah malam lagi.
Ternyata memang melelahkan jadi public figure itu. Dalam perjalanan pulang, aku
mengenang bagaimana perjuangan menjadi seorang penyanyi muda berbakat.
Masyarakat menyebutnya begitu, walau begitu rasanya setelah sampai di posisi
ini aku merasa tak nyaman.
“Oh iya, itu di jok belakang ada
undangan,” kata manajer sekaligus supir.
Aku mencari yang dimaksud, ternyata
sebuah surat hitam. Tak ada nama pengirim, aku mulai penasaran dan membukanya.
Kertasnya hitam dan tulisannya berwarna keemasan, tertulis namaku, Denia
Pramuldi. Aku membaca isinya dengan pelan dan aku menemukan sebuah foto bukti
yang tertulis di isi surat, di bawahnya tertulis Deathmatch Game.
Lalu apakah Undangan itu memberikan ajakan untuk bergabung di DeathMatch Game, atau kalau boleh saya tebak itu adalah undangan dari komunitas game tersebut, entahlah. Penutupannya bikin penasaran, tentang maksud dari Deathmatch Game.
ReplyDeleteHmm, it's a secret. Selamat penasaran ^^
DeleteCerita yang hanya setengah.
ReplyDeleteYup. Memang sengaja ditulis seperti ini. Sedang mencoba menuliskan bagian dari sebuah cerita yang mungkin akan jadi utuh.
DeleteDeathMatch Game apaan kak? *jitakpalasendiri*
ReplyDeleteMmm.. Diteror kah? ._.
ReplyDeletewaduh, permainan kematian ya
ReplyDelete