Saturday, November 14, 2015

Jarak Kita

Aku menatap senja sore itu, sinar jingga itu terlihat indah. Kamu tahu mengapa? Karena sore itu kamu begitu bahagia. Senyum tak bisa lepas dari wajahmu, sore itu aku ikut bahagia karena melihatnya. 

Kemudian aku menatap bintang malam sesudah hari itu. Berkelip sendu, kamu tahu mengapa? Karena malam itu kamu begitu lepas, sangat terbalik dengan sehari yang lalu. Air matamu bersarang di sehelai kain kemejaku.

Dan kemarin kamu datang secepat badai angin saat itu. Berantakan, membawa benda tajam itu di tanggan kananmu. Mengarahkannya ke wajahku, aku berdiam diri menatapmu. Tanganmu kugenggam erat. 

Bila kalau aku pergi, di hadapanku hanya cuma kamu.
Berhentilah, aku rindu. 

Sore ini sinar jingga tampak redup. Senyummu terlihat pilu. Begitu juga aku.

Lalu, bila kamu pergi siapa yang akan ada di hadapanku kini?

No comments:

Post a Comment